Selasa, 09 Juli 2013

Sebuah Pelajaran dari Remote TV #DP

Seringnya, kita baru merasa kehilangan ketika yang dibutuhkan sudah benar-benar pergi.
Gue jadi sadar akan satu hal. Ternyata remot tipi itu setia. Dan kita, sebagai empunya seringkali terlalu kejam. Meski sering teraniaya, misalnya dibuka-tutup-buka-tutup penutup batrenya buat iseng doang, tombol-tombolnya diperlakukan semena-mena sampe banyak yang copotan, dipake buat garuk punggung sampe garuk jempol kaki yang cantengan, bahkan sampe digetok-getok ketika sekali aja remot nggak berfungsi, tapi sebuah seorang remot tipi nggak pernah mengeluh. Dia terus menjalankan tugasnya, yaitu membantu pemiliknya yang penuh kemalasan untuk mengganti channel tipi yang sebenarnya pekerjaan gampang tapi terlalu berat untuk dilakukan.

Akan tetapi, orang paling setia dan mengerti pun punya hati.
Remot tipi merasa apa yang udah dia lakukan udah maksimal, malahan udah lewat dari batasan dia sebagai seorang remot tipi. Tapi apa yang dia dapat? Apa? Hah? JAWAB! Hanyalah penganiayaan dan perlakuan semena-mena yang kita berikan. Makanya, remot tipi pun kadang kehilangan kesabarannya, dan pergi tanpa pamit.
Namun remot tipi nggak sejahat itu. Dia pergi hanya untuk memberikan pelajaran pada pemiliknya bahwa kehilangan seseorang yang dibutuhkan itu menyesakkan… apalagi itu karena kesalahan sendiri.
Beberapa jam setelah kejadian kehilangan remot tipi gue, setelah selesai pula gue menonton tipi dan bersiap berangkat, gue melangkah ke arah lemari baju, dan mengambil kaos hitam yang ingin gue kenakan hari itu. Gue mengenakan kaos itu. Sekeluarnya kepala gue dari lubang lingkar leher kaos, gue melihat ke arah bawah lemari kecil penyangga tipi, DAN GUE MENEMUKAN REMOT TIPI ADA DI SITU!
TERIMA KASIH REMOT TIPI KAMU TELAH KEMBALI! MAAFKAN AKU! MAAFKAN!
Dan bodohnya lagi, manusia adalah makhluk pelupa. Kejadian kehilangan remot seperti tadi seringnya terulang kembali.
Gue harap, kita sebagai manusia belajar bahwa apa yang berharga buat kita, apa yang kita butuhkan, siapa yang memberikan segalanya buat kita, harus dijaga baik-baik sepenuh hati. Jangan sampai kita menjadi kaum yang menyesal karena ditinggalkan orang yang paling dibutuhkan.
Jangan perlakukan orang yang kamu sayang seperti kamu memperlakukan remot tipi.
Jadi, sudahkah kamu belajar dari dia yang dulu pergi?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar